PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM

I. PENDAHULUAN
Kita harus banyak menyadari bahwa Allah SWT telah banyak memberikan nikmat dan anugrah terhadap para hambaNya di Dunia. Ada diantara kita oleh Allah diberi anugrah berupa harata benda, kemewahan yang berlimpah, ada yang diberi kekuatan dan pikiran dan ada yang diberi kelebihan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.

Allah telah memberikan kepada kita beberapa nikmat, agar dengan nikmat tersebut kita dapat melestarikan kehidupan untuk menuju kebahagiaan lahir dan batin. Sekaligus agar dapat melaksanakan amanat, baik terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, maupun terhadap sesama manusia dan terhadap bangsa dan negara.
Apalagi dalam abad modern sekarang ini kebutuhan manusia tidak cukup berbekal makanan dan minuman serta kekuatan tenaga, seperti halnya hidup di tengah – tengah hutan balantara, namun lebih dari itu dengan berbekal ilmu agama dan ilmu pengetahuan lainnya serta dihiasi dengan Akhlaqul Karimah itulah yang diutamakan dalam memenuhi kebutuhan hidup di abad modern sekarang ini.
Sedang untuk menunjang hal itu sebagai sarananya adalah dengan meningkatkan pendidikan agama yang bermutu serta pendidikan akhlaqul karimah, baik secara kurikuler terhadap murid – murid di sekolah atau terhadap santri – santri di berbagai Pondok Pesantren.
II. PENGERTIAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Syari’at islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus di didik melalui proses pendidikan. Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai ajaran islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari satu segi kita melihat, bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupu orang lain. Di segi lain pendidikan islam tidak hanya bersifat teoritas saja, tetapi juga praktis. Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal sholeh. Oleh karena itu pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan karena ajaran islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula orang yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul, selanjutnya para Ulama’ dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas dan kewajiban mereka.
III. ILMU DAN AHLI ILMU
A. Keutamaan Ilmu
Ilmu merupakan suatu yang khusus (ciri khas) manusi, jadi keutamaan ilmu sudah tidak diragukan lagi bagi siapapun. Sebab segala hal di luar ilmu itu dimiliki oleh manusia dan segala macam binatang, seperti keberanian, ketegasan, kekuatan, kedermawanan, kasih sayang dan lain sebagainya.
Dan dengan ilmu pula Allah memberikan keunggulan kepada Nabi Adam as. Atas para Malaikat. Dan Allah swt. menyuruh mereka bersujud kepada Adam. Keutamaan ilmu hanya karena ia menjadi wasilah (pengantar) menuju ketakwaan yang menyebabkan seseorang berhak mendapat kemuliaan di sisi Allah swt. Dan kebahagiaan yang abadi, sebagaimana Muhammad bin Hasan bin Abdillah menjelaskan melalui sya’irnya yaitu :
1. Tuntutlah ilmu, karena ilmu merupakan perhiasan bagi pemiliknya, keunggulan dan pertanda segala pujian.
2. Jadikanlah dirimu sebagai orang yang selalu menambah ilmu setiap hari. Dan berenanglah dilautan makna.
3. Belajarlah ilmu fikih, karena fikih merupakan penuntun yang terbaik menuju kebaikan dan ketakwaan serta tujuan paling tepat.
4. Ia menjadi bendera yang menunjukkan kepada jalan menu7ju tujuan. Ia menjadi benteng yang menyelamatkan dari segala kasesatan.
5. Seorang ahli fikih yang teguh lebih barat bagi setan dibanding seribu ahli ibadah (yang tidak berilmu).
B. Menghormati Ilmu Dan Kitab
Ketahuilah, bahwa pelajar tidak akan dapat meraih ilmu dan memanfaatkan ilmunya kecuali dengan menghormati ilmu dan ahli ilmu serta menghormati dan mengagungkan gurunya. Ada beberapa ungkapan :
– “Orang yang ingin mencapai sesuatu tidak akan berhasil kecuali dengan menghargai dan orang tidak akan jatuh dalam kegagalan kecuali dengan meninggalkan respek (rasa hormat) dan mengagungkannya.”
– “Rasa hormat lebih baik daripada kepatuhan bahwa manusia tidak menjadi kafir (kepda Allah) karena berbuat maksiat, tetapi ia kafir karena meninggalkan rasa hormat (kepadanya)”.
Salah satu cara menghormati ilmu adalah menghormati guru. Syayyidina Ali ra. Menyatakan : “Aku adalh hamba sahaya bagi orang yang mengajarku, walaupun satu huruf saja”. Dalam hal ini pernah didendangkan sebuah syair untukku :
– “Menurutku hak yang paling utama adalah hak guru, dan hak itu wajib dijaga bagi setiap muslim.
– Sungguh ia berhak diberi kemulyaan, setiap ia mengajar satu huruf, tak cukup memberinya seribu uang dirham”.
Sesungguhnya orang yang mengajari satu huruf yang kamu butuhkan dalam guru dan agamamu, maka ia merupakan ayahmu dalam kehidupan agamamu. Syekh al-Imam Sadiduddin asy Syairazi berkata : “Guru-guru kami mengatakan: “Barang siapa mengharap anaknya menjadi orang alim, hendaklah ia memelihara, memuliakan dan memberikan sesuatu kepada para ahli agama yang mengembara. Bila anaknya ternyata tidak menjadi orang alim, tentu cucunya yang akan menjadi orang alim.
Salah satu menghormati ilmu adalah memulyakan kitab. Pelajar sebaiknya tidak mengambil kitab kecuali dalam keadaan suci dari hadas. Dikisahkan dari Syekh al-Khulwani, ia berkata: “Sesungguhnya aku dapat memperoleh ilmu hanya dengan mengagungkannya, aku tidak meraih kertas belajarku kecuali dalam keadaan suci.”
Salah satu sikap memulyakan kitab adalah :
1/ tidak menyelonjorkan kaki kea rah kitab
2/ Letakkan kitab tafsir diatas kitab-kitab yang lain
3/ tidak meletakkan sesuatu diatas kitab
4/ menulis dengan baik, jelas dan tidak kabur
5/ tidak membuat catatan pinggir yang mengaburkan kitab, kecuali dalm keadaan terpaksa.
C. Menghormati Guru dan Teman-Teman
Salah satu menghormati guru adalah:
(1) tidak kencang berjalan didepannya, (2) tidak duduk di tempatnya, (3) tidak memulai percakapan dengannya kecuali atas izinnya, (4) tidak memperbanyak omongan disisinya, (5) tidak menanyakan sesuatu ketika ia sudah bosan, (6) menjaga waktu dan tidak mengetuk pintu rumah atau kamarnya, tetapi harus menunggu ia sampai keluar, (7) menghormati anak-anaknya dan orang yang mempunyai hubungan dengannya.
Maka barang siapa yang menyakiti gurunya, maka ia tidak akan mendapatkan berkah ilmu dan tidak dapat memanfaatkan ilmunya kecuali hanya sedikit, sebuah syair mengungkapkan:
– “Sesungguhnya Guru dan dokter tidak akan berguna nasehatnya bila tidak dihormati.
– Bersabarlah dengan penyakitmu bila kamu menantang dokter. Dan bersabarlah kamu dengan kebodohanmu bila kamu menentang guru.”
IV. MEMBINA MENTAL ANAK
A. Anak yang Berakhlakul Karimah
Seorang anak itu ibaratkan tempat yang kosong, jika diisi apa saja itu bisa, sebab terserah yang mengisinya. Dan orang tua berhak memberi nama kepada putra – putrinya dengan nama yang baik, dan juga mengajarkan mereka akhlak yang baik, dan lain sebagainya. Sesuai dengan Hadits Rasulullah saw, yang berbunyi :
حَقُّ اْلوَلَدِ عَلىَ وَاِلدِهِ أَنْ يُّحْسِنَ إِسْمَهُ وَاَدَابِهِ وَأَنْ لاَ يَرْزُقَهُ إِلاَّطَيِّبًا وَأَنْ يُّعَلِّمَهُ السِّبَاحَةَ وَالرِّمَايَةَ وَاَنْ يُّزَوِجَهُ اِذَااَدْرَكَ. (رواه الحاكم).
Artinya: hak orang tua terhadap anaknya yaitu diantaranya memberi nama yang baik dan mendidik adabnya dan tidak memberi rizqi kacuali yang halal dan mangajarinya berenang dan memanah (olah raga) dan menikahkan bila sudah saatnya. (H.R.Abu Daud).
Dan juga Nabi Muhammad lahir ke muka bumi ini yaitu, untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Rasulullah saw, bersabda :
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ مَكَاِرمَ اْلأَخْلاَقْ. (رواه احمد).
Artinya : Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak atau budi pekerti.
Untuk itu orang tua harus selalu waspada dan berusaha untuk merubah mental anaknya yang kotor, uneg – uneg hatinya yang tidak baik untuk mewujudkan cita – cita agama, cita – citanya, ya’ni tercapainya kebahagian lahir dan batin mereka.
Karena Allah SWT. Berfirman dalam Al – Qur’an surat Arro’du ayat : 11.
إِنَّ الله َلاَيُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتىَّ يُغَيِّرُوامَابِأَنْفُسِهِمْ. (الرعد : 11).
Artinya : Sesungguhnya Allah SWT, tidak tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs. Arro’du : 11).
Dapat dikatakan bahwa anak-anak yang tidak memperolah cukup perlindungan dari keluarga akan mengalami keterbelakangan ketika berkomunikasi dengan teman-temannya.
Agar anak-anak dapat berbicara dengan baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Mengekang anak merupakan kekeliruan. Karena itu, berilah anak-anak kesempatan untuk bermain-main dengan teman sebayanya.
2. Dalam peristiwa khusus, libatkan anak-anak dengan orang dewasa. Cara itu membutuhkan pengertian anggota keluarga untuk tidak mempengaruhi anak-anak dengan perselisihan antar anggota keluarga.
3. Anggota keluarga yang sudah dewasa harus memelihara ucapannya agar tidak berpengaruh buruk pada pemahaman kosakata anak-anak.
4. Seorang ibu harus mampu menciptakan komunikasi yang segar dengan anak-anaknya terutama pada tahap-tahap awal perkembangan anak. Termasuk didalamnya adalah memeriksa kondisi indra secara dini.
5. Biarkan anak-anak mengekspresikan emosinya agar mereka terhindar dari gangguan berbicara misalnya berbicara gagap.
B. Nasihat untuk Orang Tua dan Pendidik
Berikut ini ada beberapa hal yang sangat bermanfaat jika diperhatikan oleh orang tua dan pendidik.
1. Tugas seorang pendidik adalah menentukan topic pelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi anak.
2. Agar tujuan pendidikan tercapai, untuk memperjelas materi, kita dapat menggunakan alat peraga.
3. Materi bulanan, terutama yang berhubungan dengan penanaman dan pengokohan etika, tidak hanya diberikan pada anak-anak usia TK. Anak-anak yang sudah memasuki pendidikan dasarpun masih harus mendapatkan materi serupa sehingga semuanya mengakar dalam benak dan menjadi kepribadian yang khas.
4. Jenis nyanyian yang dipilih untuk kurikulum bulanan harus berirama mudah, menarik, dan disukai anak-anak.
C. Nasihat Ibu dan Pendidik
Dalam proses belajar mengajar ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian seseorang ibu dan guru, yaitu :
1. Seorang guru harus memiliki daftar hadir dan agenda harian. Dalam agenda harian itu, dia dapat menuliskan realitas kegiatan yang telah dilakukan.
2. Biasakan anak-anak memegang alat tulis dengan pegangan yang benar, yaitu dengan tiga jari tangan kanan seperti ketika makan atau bersalaman.
3. Biasakan anak-anak untuk duduk menulis dengan punggung yang tegak dan jarak antara mata dengan buku tidak boleh kurang dari 25 cm.
4. Biasakan anak-anak tidak melipat buku ketika menulis atau membaca.
5. Awasi anak-anak dalam cara menghapus atau meruncingkan pensil.
6. biasakan agar anak-anak senantiasa menjaga kebersihan perlengkapan sekolahnya.
7. seorang guru dianjurkan untuk terus memantau apa yang telah ditulis oleh anak-anak. Gurupun harus rajin menuliskan tugas harian untuk anak-anak.
D. Anak Sebagai Generasi Muda
Manusia selaku pelaksana roda kehidupan di muka bumi ini, khususnya bagi orang yang berkedudukan sebagai orang tua dari anak yang mengemban amanat, perlu sekali meningkatkan adanya pembinaan terhadap anak – anak sebagai generasi penerus perjuangan Agama Islam untuk menyetir kehidupannya dimasa yang akan datang, dimana ia didudukkan dan ditempatkan nanti. Agar anak itu memahami ilmu agama semaksimal mungkin, hendaknya orang tua boleh mendidiknya sendiri atau ditaruh di tempat – tempat pendidikan yang sifatnya islami baik itu di musholla atau di Pondok Pesantren, karena hanya pesantrenlah sumber ilmu agama yang sudah memadahinya. Nabi Muhammad bersabda :
عَلِّمُوْااَوْلَدَكُمْ فَإِنَّهُمْ مَخْلُوقُوْنَ لِزَمِنٍ غَيْرِ زَمَنِكُمْ (رواه أبوداوود).
Artinya : didiklah anak – anak kalian semua, karena mereka akan menghadapi suatu zaman yang berbeda dengan zamanmu.
Melihat dari hadits Rasulullah saw, bahwa sebagai orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya dengan sebaik – baiknya. Jangan sampai anak itu terlaulu bebas, dibiarkan begitu saja, jika anak itu tidak terisi dalam jiwanya ilmu – ilmu pengetahuan, maka anak tersebut akan rugi dalam hidupnya.
Orang tua selain berkewajiban mendidik anaknya, juga wajib baginya menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari siksa api neraka.
Firman Allah SWT dalam Al – Qur’an
قُوْااَنْفُسِكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارَا. (اتحريم: 6)
Artinya : Jagalah diri kalian semua dan keluarganya dari api neraka.

V. PENUTUP / KESIMPULAN
Sebagai generasi penerus islam kita sangatlah dipentingkan bagi diri kita untuk memiliki bekal pendirian yang utuh, memiliki ilmu pendidikan serta keberanian dalam menegakkan agama islam. Dari berbagai uraian di atas maka dapat disimpulkan menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Pengertian Pendidikan Islam
2. Keutamaan ilmu, menghormati ilmu dan kitab, menghormati guru dan teman – teman.
3. Membina mental anak agar dapat berakhlakul karimah
4. Nasehat orang tua dan Pendidik
5. Nasehat seorang Ibu dan Pendidik
6. Anak sebagai generasi muda

Tinggalkan komentar